RADARKALTENG.COM, PURUK CAHU – Penanganan bencana di Kabupaten Murung Raya (Mura) mengalami kendala anggaran. Hal ini disampaikan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mura, Ir Markudius Dani MT.
Kepada awak media, Rabu (13/2/2019), ia mengatakan, untuk anggaran BPBD mengalami penurunan. “Untuk bencana hanya Rp 292 juta saja,” sebut Markudius Dani MT, usai menghadiri Rapat Paripurna di DPRD Mura.
Dari nominal tersebut, hanya sebagai biaya operasional, Bahan Bakar Minyak (BBM) dan makan personel BPBD saat berada di lapangan.
“Itu anggaran untuk penanganan bencana. Masih kecil ,” katanya.
Sedangkan untuk anggaran bantuan, Markudius Dani, menyebutkan tidak ada. Terutama untuk kebutuhan dasar seperti sandang dan pangan belum ada.
“Anggaran bantuan untuk kebutuhan dasar tidak ada. Itu yang sifatnya untuk satu dua hari,” ungkapnya.
Namun kata dia, secara global anggaran BPBD Mura sebesar Rp 5 miliar. Anggaran tersebut sudah termasuk gaji.
“Ya besarnya seperti itu dan sudah termasuk gaji,” sebut Markudius Dani.
Minimnya anggaran, pihaknya berharap ada bantuan dengan sistem sinergi dengan SOPD terkait lainnya.
“Misalkan, ada bantuan dari Dinas Sosial,” katanya.
Terkait bencana berat dan terjadi tidak terduga. Seperti adanya korban jiwa dan kerusakan rumah dan infrastruktur lainnya. Maka, pihaknya meminta status tanggap darurat.
“Anggarannya berada di Dinas Pendapatan, keuangan, dan Aset Daerah (DPKAD). Kalau saya tidak salah sekitar Rp 300 juta. Pastinya silahkan konfirmasi dengan pihak DPKAD,” jelasnya.
Terkait banjir yang terjadi saat ini, Markudius Dani mengatakan, terjadinya luapan dari sungai-sungai yang kecil. Bukan dari Sungai Barito.
“Seperti luapan dari Sungai Muara Laung. Namun saat ini sudah mulai surut. Sedangkan Sungai Barito ketinggian airnya masih turun naik,” ucapnya.
Potensi wilayah banjir di Kabupaten Mura terdapat di Kecamatan Murung, Laung Tuhup, Sumber Barito, Permata Intan dan Barito Tuhup Raya (Batura).
“Yang paling sering dilanda bencana banjir ini. Wilayah Kecamatan Murung dan Laung Tuhup,”sebutnya.
Sementara itu, dalam upaya siap siaga akan terjadinya bencana banjir ini. Pihak BPBD telah meminta data daftar hujan dari BMKG di Palangka Raya.
“Hujan kapan, intensitas curah hujan dan lainnya. Kita sudah bisa melakukan prediksi dini,” katanya.
Selain itu, Markudius Dani menganjurkan untuk mencegah terjadinya korban banjir. Masyarakat diharapkan tidak lagi membuat bangunan di wilayah yang bisa terjadi banjir.
“Bangunan ini adalah dalam bentuk rumah hunian. Harusnya mereka bisa direlokasi ke tempat yang jauh dari jangkauan banjir,” pungkasnya. (siu/rk1)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com