BERBURU kodok pada malam hari, sudah menjadi hal biasa dilakukan sebagian masyarakat Suku Dayak di Kalimantan Tengah. Selain untuk dikonsumsi sendiri, bisa juga dijual pada siapa saja yang berminat. Hal ini juga pernah dilakukan Tius, Tewong dan Pendi, warga Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas (Gumas). Namun sialnya, tiga sekawan ini malah bertemu sosok jin yang menakutkan.
Kejadiannya pada 2007 lalu, mereka mencari kodok di sekitar Sungai Taran, Kilometer 17 bekas jalan perusahan. Lokasinya berada di dalam tengah hutan. Menurut paman mereka, Bapak Erni, di daerah tersebut banyak kodok yang bisa dimakan.
Tiga sekawan ini lalu mempersiapkan segela sesuatu yang diperlukan, lalu berangkat tanpa ada rasa takut. Mereka sempat beristirahat, sambil menunggu malam tiba.
Pasalnya, kodok biasanya keluar saat hari gelap. “Kita sempat menunggu di pondok dulu, sampai malam tiba. Sebab kata om tadi, saat malam yang banyak untuk mencari hewan itu,” ucap Tius.
Sementara menurut Tewong, selama di dalam pondok mereka tidak merasakan takut atau melihat hal aneh. Tiga sekawan ini asik bercanda, sampai akhirnya malam tiba.
Tiga sekawan ini lalu keluar dari pondok, sambil membawa sejumlah peralat seadanya. Seperti senter berisi batrei dua dan pisau saja. “Dari awal kami bertiga menyusuri tepi Sungai Taran, cukup banyak menemukan kodok itu,” sebut Teweong.
Sementara itu Pendi yang mengikuti dari belakang, mendapat sekitar 15 ekor kodok. Sambil bercanda, mereka juga sempat mimbicarakan masalah perempuan. Saat berjalan mendekati tikungan, tiba-tiba mereka mendengar suara aneh.
“Kami mendengar suara burung hantu yang menyerupai macam-macam. Kami terdiam sejenak, namun tetap mencari kodok sebab masih tangung karena belum sampai hulu sungai,” terang Pendi.
Sesampainya di hulu sungai, Tius dan Tewong melihat hantu yang menyerupai sosok jin bertubuh besar. Ternyata, Pendi yang berada paling belakang juga sempat melihat. Lantaran kaget dan menahan takut, ketoganya langsung mengambil langkah seribu.
“Tius itu yang pertama melihat benda tersebut menyerupai jin. Keduanya Tewong dan terakhir saya. Kami lari sambil berteriak menahan takut. Kayu yang besar pun ku tabrak, karena saking takutnya,” kata Pendi.
Diakuinya, seumur hidup dia baru pertama kali ketemu Jin. Sesampainya di podok, kodok yang sebelumnya banyak didapatkan cuma sisa sekitar lima ekor saja . “Ini pengalaman kami yang paling seram. Jangan sekali-kali bercerita tentang perempuan, jika sedang berada di dalam hutan,” ujar Pendi. (nya)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com