SUNGAI Luang Kambe yang berada di antara batas Desa Manduing Lama-Tumbang Lawang, Kecamatan Pulau Malan, Kabupaten Katingan, dikenal cukup angker. Di sungai selebar 4-5 meter dan cukup panjang ini, banyak terdapat berbagai jenis ikan. Kabarnya ada sejumlah warga sekitar yang sering mendengar suara-suara aneh menakutkan, namun tidak sampai diganggu.
BAGI masyarakat bukan penduduk asli yang mendengar nama sungai itu, mungkin sedikit merinding. Pasalnya jika dalam Bahasa Indonesia, Luang Kambe berarti Lubang Hantu. Tidak ada yang tahu persis, kenapa sungai yang airnya berwarna kemerah-kerahan ini dinamakan demikian. Ada yang menyebut, mungkin karena banyak ikan di sana sehingga orang jaman dulu sengaja memberi nama sungai tersebut berbau mistis.
Namun untuk warga lokal, sungai ini sudah tidak asing lagi karena sering menjadi lokasi memancing dan memasang perangkap ikan tradisional. Hasilnya, hanya untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari.
Sehingga, sangat dilarang sekali jika menangkap ikan menggunakan racun maupun bahan kimia lainnya. Berbagai jenis ikan ada di sana, seperti haruan, papuyu, lele, kapar, baung dan lainnya.
Menurut salah satu warga Desa Manduing Lama, Enjek (20), Sungai Luang Kambe bermuara ke Sungai Katingan. Di tepiannya, banyak terdapat pepohonan yang cukup lebat.
“Nah, yang mengarah ke Sungai Katingan itu di kenal angker. Terlebih saat hari mulai senja dan gelap, hanya orang-orang tertentu saja yang melewati sungai tersebut,” ceritanya kepada radar kalteng.com, Selasa (19/12).
Pernah ada warga yang pulang mencari ikan menggunakan perahu, mendengar ada orang tua memanggil-manggil. Namun saat dicari ke sumber suara tersebut, ternyata tidak ada apa-apa.
“Saya juga pernah mengalaminya. Saat saya dan bapak mau pulang ke rumah, habis mencari ikan. Tiba-tiba ada suara orang, namun kami tidak menghiraukannya,” ujar pemuda ini.
Memang, selama ini tidak pernah ada orang yang diganggu. Mereka hanya mendengar suara aneh, sepertinya laki-laki dan sudah berumur tua. Akibatnya, orang takut jika mencari ikan di sungai itu saat malam hari.
“Dulu jaman kakek saja, sering juga merdengar suara dahan pohon patah seperti ada orang yang lewat, namun tidak ada siapa-siapa. Bagi warga lokal yang sudah terbiasa, hal tersebut tidak terlalu menakutkan,” kata Enjek.
Saat ini, di atas sungai tersebut sudah ada sebuah jembatan dan jalan raya. Tak jauh dari jembatan, ada sebuah tikungan dan juga dikenal angker dan rawan. Pasalnya, sering sekali terjadi kecelakaan lalu lintas hingga merengggut korban jiwa.
“Tikungan jalan tersebut dekat dengan Sungai Luang Kambe. Kalau tidak salah, sudah lebih dari lima orang yang meninggal dunia karena terjatuh dari kendaraan saat melintas di sana,”sebutnya.(ndi)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com