SUKAMARA – Wakil Bupati Sukamara, Ahmadi mengatakan, untuk menghasilkan output sesuai sasaran dalam penanganan stunting, maka perlu melakukan monitor dan evaluasi dengan baik dan berkualitas.
“Sebab itu, dibutuhkan manajemen perencanaan dalam seluruh tahapan pelaksanaan kegiatan, agar dapat menjadi pembelajaran,” ucapnya. Rabu (03/05)
“Kegiatan ini adalah salah satu forum yang baik bagi kita semua untuk bersama – sama mendiskusikan tentang kemajuan, hambatan dan perbaikan yang sudah kita lakukan untuk mencapai prevalensi hingga 14 persen pada 2024 mendatang,” harapnya.
Ahmadi menerangkan, bahwa stunting adalah permasalahan besar nasional saat ini, dimana juga merupakan permasalahan serius dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia saat ini dan kedepannya.
“Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar bahwa anak balita Indonesia yang mengalami stunting adalah sebesar 30,8 persen. Ini artinya hampir 1 dari 3 anak indonesia mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu lama, dan mulai dari masa kandungan hingga usia 2 tahun atau 1000 hari pertama kehidupan. Maka, jika kita biarkan anak-anak stunting akan memiliki kemampuan yang lebih rendah, rentan terhadap penyakit dan jika dewasa mempunyai produktivitas yang rendah, akibatnya akan menghasilkan angkatan kerja yang tidak kompetitif,” ungkapnya.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com