SUKAMARA – Wakil Bupati Sukamara, Kalimantan Tengah, Ahmadi mengatakan, bahwa ada tren positif dalam penanganan stunting diwilayah setempat, dimana telah menunjukkan penurunan sebanyak 1, 5 persen disbanding tahun 2021 lalu.
“Gambaran status gizi di wilayah ini menurut SSGI pada 2022 menjadi 21,8 persen di bandingkan 2021 lalu yakni 24,7 persen. Namun, ini masih belum mencapai target yang kita harapkan semua,” ucap Ahmadi saat membuka acara monitoring dan evaluasi program percepatan penurunan stunting dan penentuan desa lokus stunting Kabupaten Sukamara 2023 di Aula Kantor Bupati Sukamara. Rabu (03/05)
Menurutnya, pada 2023 angka stunting di wilayah ini bisa turun lebih signifikan lagi. Karenanya, berbagai langkah-langkah dapat lakukan secara sinergitas dan kolaboratif. Namun, juga harus lebih menguatkan sdm tenaga lini lapangan yang merupakan ujung tombak percepatan penurunan stunting.
“Untuk desa kiranya dapat memanfaatkan dana desa untuk peningkatkan sdm dan operasional tenaga lini lapangan seperti kader posyandu, kader bkb, kader ppkbd dan kader dashat, agar program-program yang sudah di bentuk dapat berjalan dan bermanfaat bagi penanganan penurunan stunting di wilayah ini,” sampainya.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com