Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, H. Hairis Salamad.
SAMPIT, radar-kalteng.com – Tingginya harga minyak goreng sejauh ini, sangat dikeluhkan oleh masyarakat Kotawaringin Timur (Kotim). Pasalnya, dengan jumlah perusahaan perkebunan yang sangat banyak beroperasi di Kotim, namun tidak sebanding dengan harga migor yang kian menyulitkan masoyarakat.
Dikatakan Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Kotim, H. Hairis Salamad, pemerintah harus kawal penetapan migor yang belum terlihat adanya penurunan harga.
Ia menilai gejolak minyak goreng yang juga terjadi di daerah ini akibat lemahnya pengawasan oleh pemerintah daerah setempat.
Hairis menyebut selama ini pengiriman CPO dari Kotim sangat banyak. Bahkan dalam setiap bulan tidak menutup kemungkinan bisa mencapai jutaan ton diangkut.
“Tetapi minyak goreng kerap sulit ditemui dan harganya melambung tinggi. Saya lihat tata niaga minyak goreng perlu disempurnakan,” ujarnya.
Ia mengaku yakin dan percaya stok minyak goreng di daerah ini melimpah, tapi mungkin saja ada fase-fase penimbunan.
Politisi PAN tersebut menyebutkan, areal perkebunan kelapa sawit di daerah ini bahkan sudah mencapai 49 persen dari luas wilayah, namun ironisnya masyarakatnya juga harus dipusingkan dengan lonjakan harga minyak goreng.
Hairis bersama stafnya sudah pernah turun langsung mengecek ketersediaan minyak goreng di ritel modern, ternyata kosong, padahal selama ini pemerintah kabupaten selalu mengklaim bahwa stok mencukupi. (rk)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com