CEK LAPANGAN - Ketua DPRD Kotim, Rinie A. Gagah bersama Wabup Irawati dan Camat MB Ketapang, Sutimin, saat mendatangi warung bermodus kedai kopi DAN diduga dijadikan tempat prostitusi terselubung. FOTO: IST FOR RK
RADARKALTENG.COM, SAMPIT – Praktik prostitusi bermodus kedai kopi di Jalan Lingkar Selatan, atau Jalah Moh Hatta di Kecamatan MB Ketapang, Sampit, masih saja terjadi.
Meski pemerintah daerah, baik Satpol PP dan pihak kecamatan membongkar paksa bangunan tersebut, masih saja ditemukan bangunan-bangunan baru dengan modus yang sama.
Melihat penomena tersebut, Ketua DPRD Kotim, Rinie A. Gagah sangat prihatin. Ia pun menekankan pentingnya peranan semua pihak agar aktivitas prostirusi di daerah bisa dihapuskan.
“Selain di Jalan Lingkat Selatan itu, saat saya mengikuti kedua kalinya operasi malam di tempat-tempat hiburan, sampai ada yang melibatkan anak di bawah umur, kondisi seperti ini sudah dalam keadaan serius,” sebut Rinie, Kamis (11/03/2021).
Politisi PDIP tersebut menegaskan, kondisi tersebut menunjukkan bahwa penanganan prostitusi tidak cukup dengan penertiban.
Pemerintah juga harus mendorong para perempuan tersebut membuka usaha sendiri, agar mampu mandiri secara ekonomi sehingga bisa benar-benar meninggalkan dunia hitam tersebut.
Pelatihan keterampilan kerja tetap harus terus dilakukan meski hal itu belum tentu diterima dengan baik oleh para perempuan pekerja seks komersial tersebut.
“Setidaknya ini merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menggugah kesadaran para perempuan itu untuk bisa hidup lebih baik,” pungkasnya. (spt/rk)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com