RADARKALTENG.COM, PULANG PISAU – Sebanyak 201 warga Desa Garantung, Kecamatan Maliku, harus dilarikan ke RSUD Pulang Pisau (Pulpis) dan menerima perawatan insentif setelah mengalami gejala keracunan makanan, Senin(16/04/2018).
Dari informasi yang berhasil dihimpun PE (Grup radarkalteng.com), kejadian tersebut baru diketahui setelah salah satu warga yang bergantian datang ke Puskesmas Maliku, mengeluhkan gejala sakit perut dan sebagainya. Beberapa jam sebelumnya, mereka ada mengosumsi makanan.
Ayu, salah satu korban yang dibincangi awak media mengatakan bahwa dia dan anaknya, pada Minggu (15/04/2018) sekitar pukul 19.00 WIB, merasakan sakit kepala dan mual. Mereka langsung memutuskan, untuk pergi kepuskesmas terdekat.
“Itulah yang saya rasakan mas, pusing, mual dan mencret. Padahal saat itu, kami hanya makan siang di sebuah acara pemilihan kepala daerah dan baru terasa malamnya. Setelah dibawa kepuskesmas, ternyata kami dibilang keracunan makanan sehingga dirujuk ke RSUD,” katanya sambil mengawasi sang putra.
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Pulpis, dr Mulyanto Budiharjo menerangkan bahwa saat ini pihaknya telah menerima seratus lebih pasien. Dari hasil penanganan, tidak ada ditemukan pasien dengan kondisi kritis.
“Sampai saat ini yang kita tangani 130 pasien, tapi sudah banyak yang pulang. Sedangkan di Puskesmas Maliku, ada sekitar 10 oran yang ditangani dan rawat jalannya sekitar 40 orang. Untuk keadaan pasien sendiri, sudah mulai membaik,” jelasnya.
Sedangkan untuk penyebabnya sendiri, terang dr Mulyanto pihaknya telah mengamankan sejumlah sampel makanan. Itu akan segera dicek ke Balai POM. “Untuk penyebabnya, kami masih belum berani memberi keterangan lebih lanjut,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, Idham Amur yang juga saat itu menghadiri dan menjadi salah satu korban keracunan menegaskan, bahwa pihaknya akan bertanggungjawab penuh atas kejadian tersebut. “Saya juga sempat dilarikan ke RSUD dan tentunya kami siap untuk bertanggungjawab atas segalanya yang telah terjadi,” terangnya.
Sementara itu, Kapolres Pulpis AKBP Dedy Sumarsono membenarkan bahwa lebih dari 100 orang mengalami gejala keracunan. Pihaknya masih melakukan penyelidikan, untuk mengetahui bahan apa saja yang digunakan.
“Masih belum diketahui apakah unsur kelalaian atau kesengajaan, tetapi yang utama adalah bagaimana semua korban keracunan ini bisa tertolong,” singkatnya. (rud/ndi)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com