RADARKALTENG.COM, BUNTOK – Kisah mistis terjadi saat pihak Polres Barito Selatan (Barsel), akan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus pembunuhan Orang Utan, di Dusun Mampaing, Sungai Maduro, Sabtu (03/02/2017).
Salah satu keluarga tersangka, mendadak mengalami kesurupan. Dia dirasuki leluhurnya, saat bertemu dengan tersangka berinisial T. Kala itu, tersangka dibawa oleh pihak Polres Barsel untuk menunjukan TKP pembunuhan orang utan.
“Salah satu keluargany, perempuan menjerit histeris seperti mengalami kesurupan usai melihat tersangka yang kita bawa ke rumahnya,” Kata Kapolres Barsel AKBP Eka Syarif Nugraha Husen SIK Msi melalui Kasat Reskrim AKP Triyo Sugiyono SH, saat dibincangi Palangka Ekspres (Grup Radarkalteng.com), usai olah TKP.
Ia menceritakan, pihaknya berusaha menenangkan dengan menyuruh tersangka untuk berbicara kepada keluarganya tersebut. Menurut warga sekitar, keluarga tersangka mengalami kesurupan leluhurnya yang ada di wilayah tersebut. “Setelah beberapa lama, akhirnya keluarga tersangka tersebut sadar. Dia lalu mengantarkan tersangka untuk melakukan olah TKP,” ujar Kasat Reskrim.
Ia menerangkan, tujuan pihaknya menggelar olah TKP tersebut, untuk mencari bukti lain terkait pembunuhan orang utan yang terjadi beberapa waktu lalu. “Pada olah TKP ini, kita berhasil menemukan bagian tulang rahang bawah orang utan. Selain itu, ada juga rambut yang diduga berasal dari bagian kepala orang utan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, setelah olah TKP ini pihaknya akan melengkapi bukti-bukti lain. Sedangkan proses sidik, tetap berjalan sambil menunggu petunjuk dari Polda Kalteng. “Kita menunggu petunjuk dari Polda untuk proses sidik lebih lanjut,” tandasnya.
Sementara itu, tersangka berinisial T menceritakan, bahwa dirinya membunuh orang utan itu karena membela diri. “Pada saat itu, saya bersama istri dan anak saya berusia tiga tahun sedang menyadap getah karet. Orang utan itu bersuara seakan mempengaruhi, sehingga saya ketakutan,” kisahnya.
Sambungnya, karena membela anak dan istrinya, otomatis dia meminta bantuan rekannya berinisial M untuk mengambil senapan angin dari pondok. “Setelah saya tembak, jangankan lari, malah turun menyerang. Kalau tidak ada bantuan dari M, mungkin nyawa saya yang melayang,” pungkasnya. (jms/ndi)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com