RADAR KALTENG.COM, SAMPIT – Wacana sejumlah tokoh adat, agama, aktivis, praktisi hukum, mahasiswa dan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) turun ke jalan dalam rangka menyampaikan aspirasi terkait sejumlah kasus besar ditangani Porles Kotim, terus dimantapkan.
Untuk mematangkan wacana itu, Kamis (11/01/2018) aktivis meliputi LSM Balanga, LSM GAB, Damang Kepala Adat Kecamatan MB Ketapang, Kotim, tokoh agama, tokoh masyarakat dan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Sampit menggelar rapat.
Ketua LSM Balanga, Gahara, selaku inisiator wacana aksi itu menyebutkan, rangkaian permasalahan yang akan disampaikan dalam aksi nanti. Meliputi, tangkapan 3,7 juta butir obat carnophen zenit yang hingga ini belum berhasil diungkap siapa bandar besar pemiliknya.
Kemudian, kasus pembunuhan Nur Fitri (24), yang juga belum diungkap siapa pelaku pembunuhnya. Kemudian, terkait kasus penembakan warga oleh oknum brimob.
“Kita banyak menerima pengaduan dari masyarakat, mereka mempertanyakan kapan bos besar pemilik jutaan zenith itu tertangkap. Sedangkan semua tahu, bandar besar itu bekerkeliaran di Sampit. Selain itu, juga terkaiit kasus pembunuhan Fitri, itu juga menjadi pertanyaan masyarakat, sehingga perlu ada aksi turun ke jalan,” ungkap Gahara.
Senada disampaikan Ketua LSM GAB, Zulkifli. Menurutnya, banyak kasus besar tidak terungkap. “Kita LSM, aktivis, tokoh masyarakat untuk mempertanyakan kinerja kepolisian untuk mengungkap kasus itu, yang paling utama adalah bandar dari pemilik 3,7 juta butir zenith itu,” tegas Zulkifli.
Ahmad Yani, tokoh masyarakat Kotim menyatakan, bahkan pihaknya sudah meminta dukungan dari kalangan ulama di Kotim terkait wacana demonstrasi tersebut.
“Seperti halnya kasus tangkapan dua truk berisi 3,7 juta obat PCC alias zenith. Tersangkanya hanya dua orang sopir, sedangkan pemilik barang itu atau bandar yang juga sudah ditetapkan DPO (daftar pencarian orang) oleh polisi langsung lenyap. Kita tidak tahu, itu memang lenyap atau dilenyapkan. Kalau perlu, bawa kami dan masyarakat turun langsung untuk menunjukan rumahnya,” cetus Yani.
Sementara, Dias Manthongka, selaku praktisi Kotim menyatakan siap berkoordinasi dengan Polres Kotim dalam hal pengungkapan kasus bersar tersebut. Dia juga mendukung, agar Polres bisa menangkap bandar besarnya.
“Kita siap untuk turun ke jalan. Kita berkeinginan, supaya narkoba apapun jenisnya, supaya yang ditangkap itu bandarnya, bukan sopirnya. Tidak masuk akal, dari mana uang sopir bisa membeli zenith sebanyak 3,7 juta itu,” sebut Dias.
Bahkan, M Jais Kurdi, Damang Kepala Adat Kecamatan MB Ketapang menyatakan dukungan agar aksi untuk mendesak kepolisian tersebut. “Semua tahu, polisi itu dididik dan memiliki keterampilan untuk mengungkap kasus itu. Kasus di lubang semut pun bisa diungkap, apalagi kasus zenit itu. Bahkan kami yakin dengan mudahnya narkoba atau zenith masuk Kotim ini ada yang berkeinginan untuk membuat orang Kalteng, khususnya Kotim ini bodoh,” tandas Jais.
Zainuri, pengurus BOOS (Baramian Online Orang Sampit) turut menyorot terkait Kotim darurat narkoba saat ini. Ia menilai, masyarakat harus bersatu guna memerangi narkoba yang merusak generasi penerus di Kotim ini.
“Berantas atau peduli masalah narkoba harus terus digalakan. Seperti halnya di dalam sekolah, jika ada murid yang ketahuan menggunakan lem, atau zenith langsung dikeluargkan tanpa terkecuali,” timpalnya.
Apalagi, lanjutnya, peredaran zenith saat itu tidak terbendung hingga ke pelosok desa terpencil sekalipun, zenith sangat mudah didapat. “Kita mendung aksi turun ke jalan nanti, kita akan sosialisasikan ke teman-teman tentang wacana demo ini,” tukasnya. Aksi turun ke jalan itu dijadwalkan pada Februari 2018 ini, di Polres Kotim. (wij/ndi)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com