RADAR KALTENG.COM, SAMPIT – Misteri kematian Nur Fitri (24) yang jenazahnya ditemukan di Jalan Pramuka, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada Sabtu (14/10/2017) sekitar pukul 05.30 WIB, masih menjadi tanda tanya masyarakat luas. Radar Kalteng.Com mencoba melakukan penelusuran dengan berbincang-bincang dengan sejumlah tetangga korban dan petugas keamanan di Kompleks Perumahan BMT Sinar Fajar.
Ternyata menurut para tetangga, sebelum ditemukan jadi mayat, Nur Fitri atau yang biasa dipanggil dengan nama Bunga sempat keluar bersama sang suami, Acin Tongkang, sekitar pukul 01.00 WIB. Kala itu, mereka menggunakan satu mobil wara hitam milik korban.
Berselang satu jam kemudian, sekitar pukul 02.00 WIB, Acin pulang. Namun, dia tak bersama sang istri yang disebut-sebut dinikahinya secara siri itu. Petugas keamanan yang merasa heran, sempat bertanya. “Bu Fitrinya mana pak? Tadi kan perginya berdua. Tumben sendirian?,” kata petugas kemananan, Agus Subagyo dini hari itu.
Acin sempat terlihat bingung, bahkan ia tidak menjawab pertanyaan satpam yang membukakan portal untuknya tersebut. Acin justru memilih langsung pergi begitu saja, masuk ke dalam kompleks perumahan. Tidak beberapa lama, dia terlihat lagi pergi menggunakan sepeda motor. Bahkan, Acin sempat bertanya perihal keberadaan Fitri pada dua satpam yang berjaga di pintu keluar perumahan.
Namun, satpam justru bingung karena mereka tak mengetahui keberadaan korban. Setelah itu warga melihat Acin mondar-mandir dan kebingungan di areal komplek perumahan itu. Akhirnya, dia kembali ke rumahnya untuk mengambil mobilnya dan pergi sekitar pukul 02.30 WIB.
“Ada beberapa warga yang melihat pak Acin itu pergi lagi menggunakan mobil, setelah mondar-mandir pakai motor. Bahkan, ada pengguna jalan yang sempat menegur Acin, karena terlihat mengemudikan mobilnya bolak-balik di sekitar lokasi penemuan mayat, Jalan Pramuka,” ucap tetangga korban.
Fitri kemudian ditemukan sudah tewas mengenaskan di tepi Jalan Pramuka, kilo meter 3,5, pada Sabtu (14/10) pagi. Jasadnya tertelentang di bahu jalan, di antara semak-semak dengan kepala berlumur darah. Berdasarkan hasil visum et refertum tim forensik, ada bekas benturan benda tumpul di bagian kepala hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Polisi mengindikasikan, ada unsur penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
Menurut keterangan tetangganya, di malam sebelum kematiannya, sekitar pukul 20.30 WIB, korban sempat bersitegang dengan suaminya lantaran tidak diajak pergi ke salah satu undangan pesta ulang tahun. Setelah itu, Acin pergi begitu saja meninggalkan sang istri. Setelah kembali, mereka terlibat adu mulut kembali.
Hal tersebut diketahui, suara ribut mereka terdengar tetangga yang kemudian berhamburan ke luar rumah karena penasaran. Namun, tidak ada berani mendekat ke rumah korban. Perselisihan dua pasangan suami istri itu, terdengar sekitar lima belas menit.
“Setelah itu, si Fitri langsung pergi bersama suaminya. Tapi anehnya, mereka satu mobil. Biasanya mereka pergi membawa mobil sendiri-sendiri. Namun pada malam itu, keduanya terlihat dalam satu mobil,” kata seorang warga lainnya.
Informasi yang dihimpun radarkalteng.com di lapangan, Acin dan Fitri pergi ke undangan pesta orang yang berpengaruh dalam bisnisnya. Acara itu digelar di salah satu hotel, di Jalan Jenderal Sudirman. Seorang pegawai hotel membenarkan, jika korban dan suaminya pergi ke lokasi tersebut, kemudian pergi beberapa jam setelahnya. “Saat datang dan menuju ke lobby hotel itu (korban, red) sempat cemberut sih. Tapi mereka tetap kelihatan bersama, seperti tidak ada masalah,” sebuta pegawai hotel.
Sementara itu, pembantu korban, Pina (34), yang sudah bekerja dengan Fitri sejak dua tahun lalu, mengungkapkan jika majikannya memang kerap cek cok dengan suaminya. Namun selama ini, hanya sebatas adu mulut karena dipicu cemburu. “Bu Fitri itu memang orangnya cemburuan. Kalau lihat bapak (Acin, red) jalan atau dekat sama cewek lain sebentar saja, pasti sudah marah-marah,” terang Pina saat ditemui di kediamannya
Dia kerap mendapati majikannya pulang subuh, sekitar pukul 03.00 WIB. Pada malam tewasnya korban, Pina mengaku tak berada di rumah majikannya. Dia tidak menyangka, Fitri meninggal dunia dengan luka di kepala dan ditemukan tergeletak di pinggir jalan. Hingga pagi harinya, dia bekerja kembali seperti biasa mengunjungi rumah korban.
Setibanya di lokasi, Pina mengetuk rumah Fitri. Dia sempat bingung, karena tidak ada yang membukakan pintu hampir sekitar satu jam. Dirinya pun mulai curiga, karena majikannya tidak pernah membuka pintu selama itu. Setelah lebih dari satu jam, mobil Polisi datang bersama Acin.
Saat Pina menanyakan kunci pintu rumah korban pada Acin, justru jawaban yang mengejutkan terlontar dari mulut suami majikannya itu. “Saya terkejut saat pak Acin mengatakan bahwa Bu Fitri sudah meninggal. Yang saya tidak habis pikir lagi, pak Acin mengatakan, meninggalnya bu Fitri karena loncat dari mobil saat berkendara dengannya,” kata Pina.
Sejak kejadian itu, dirinya tidak bekerja lagi di rumah korban. Namun, dia membantu menjadi petugas kebersihan di kantor milik Acin. Hingga sekarang, dia belum percaya majikannya tewas karena bunuh diri dengan meloncat dari mobil. “Tindakan bodoh dengan melompat dari mobil seperti yang dituturkan oleh pak Acin. Itu bukanlah sifat majikan saya (korban, red). Tidak masuk akal sekali, jika memang kejadiannya seperti itu,” ungkapnya.
Radarkalteng.com berusaha mengkonfirmasi semua temuan informasi itu kepada Acin, namun yang bersangkutan tak ada di kediamannya. Saat berada di kamar jenazah RSUD Murjani Sampit Minggu (15/10) lalu, pria itu nampak berduka. Dia berkali-kali mengusap air matanya, karena tak sanggup menahan kesedihan atas kepergian istrinya tersebut.
Sementara itu, pihak kepolisian mengaku belum menahan siapa pun untuk dijadikan tersangka dalam kasus itu. Kasat Reskrim Polres Kotim AKP Samsul Bahri mengatakan, pihaknya masih melakukan proses penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut. “Masih proses lidik (kasusnya, red), tidak ada yang ditahan. Hasil pemeriksaan mayat, masih belum keluar laporan resminya,” terangnya. (ken/ndi)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com