TAMIANG LAYANG – Warga di Kelurahan Taniran, Kecamatan Benua Lima, Kabupaten Barito Timur mengeluhkan kegiatan survei perekaman bawah tanah yang dilakukan PT Pertamina melalui subkontraktornya. Lantaran menggunakan sistim peledakan (Blasting), diduga menyebabkan rumah warga mengalami keretakan sehingga kegiatan perusahaan tersebut dihentikan sementara.
Dari pantuan Radar Kalteng.Com di lapangan, terlihat bekas lintasan tim survei dan masih terpasang pita merah di sepanjang jalur yang posisinya berdekatan dengan rumah warga. Diniati (48), warga Jalan Padat Karya, Kelurahan Taniran mengatakan, jika sejak awal sosialisasi dia minta agar titik rencana peledakan bawah tanah tidak berada di belakang rumahnya yang hanya berjarak sekitar 50 meter.
“Namun, pihak PT Pertamina yang melakukan survei tetap secara diam-diam membuat titik di belakang rumah saya. Suami saya sempat ingin bertengkar dengan tim survei, sebab tak ingin adanya peledakan berada di belakang rumah. Pasalnya, bisa mengakibatkan keretakan pada dinding rumah. Sempat saya tahan agar tidak melanjutkan kegiatan di dekat rumah, sehingga akhirnya mereka membawa semua peralatan kabel dari lokasi tanah saya,” ujarnya saat dikonfirmasi Radar Kalteng.Com, Jumat (13/10) lalu.
Hal senada juga dikeluhkan warga Taniran yang biasa dipanggil Kakah Awang (58). Dia kesal dengan adanya kegiatan survei milik PT Pertamina. Sebab saat peledakan pertama, mengakibatkan dinding rumahnya retak-retak. Selain itu, ledakannya sangat terasa sampai tanah bergetar. “Saya minta tanggungjawab pihak Pertamina. Sebab dari adanya peledakan terdahulu, membuat diding rumah saya yang baru jadi ini retak,” pungkasnya. (ell/ndi)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com