SUKAMARA – Bupati Sukamara, Kalimantan Tengah, Windu Subagio mengatakan, pemberian nama dan pelepasliaran rusa sambar (rusa unicolor) ke habitat alaminya di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Lamandau bekerjasama dengan BKSDA Kalteng.
“Aksi yang kita lakukan hari ini merupakan aksi nyata untuk mewariskan bumi yang lebih baik untuk anak cucu kita. Kehadiran rusa sambar secara tidak langsung sangat penting dalam menjaga keseimbangan alam kita,” ucapnya. Selasa (12/09)
Menurutnya, keberadaan rusa ini sudah mulai langka sehingga menjadi satwa yang dilindungi dan dilarang untuk diburu dan diperjual belikan. Hal ini bertujuan agar satwa ini tidak punah dari alam Indonesia, khususnya Sukamara.
“Pelepasliaran rusa sambar merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Hari Konservasi Alam Nasional Kalimantan Tengah 2023, yang puncak acaranya diselenggarakan di Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling, Palangka Raya pada oktober mendatang,” jelas Windu.
Dikatakatan, konservasi alam merupakan gerakan perlindungan dan pemeliharaan alam serta sumber dayanya secara teratur untuk mencegahnya dari kerusakan. Oleh karena itu, pelestarian lingkungan dan makhluk hidup menjadi kunci suksesnya suatu konservasi.
“Melihat potensi kawasan SM Lamandau, saya mengajak seluruh lapisan masyarakat Sukamara termasuk para pelajar untuk berperan aktif dalam pelestarian satwa rusa sambar, dengan tidak melakukan pemburuan satwa ini dan pembakaran lahan,” harapnya.
Windu menjelaskan, untuk tema pada Hari Konservasi Alam Nasional 2023 yakni ‘hapungkal himba kalingu’ yang artinya jiwa yang damai dalam harmoni rimba belantara. Dimana, mengingatkan kembali bahwa hutan memiliki fungsi dan peranan penting bagi penyangga kehidupan manusia serta mampu menghadirkan kedamaian dalam jiwa.
“Tak hanya itu, hutan di Indonesia mengembalikan kita semua pada filosofi bahwa manusia tak bisa hidup tanpa alam dan harmoni atau selaras antara manusia dan alam hanya tercipta bila kita saling menjaga. Oleh karena itu, konservasi alam hanya akan berhasil jika kita menyatukan langkah dan bergandengan tangan, saling menjaga agar harmoni bersama alam dapat tercipta,” demikian pungkasnya.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com