PENGELOLAAN SAMPAH - Asisten II Setda Katingan Ir. Akhmad Rubama bersama Kepala Bagian Eksda, Markurius Abednego saat melihat langsung pembuatan Eco Enzyme, baru-baru ini. (FOTO: DISKOMINFO KATINGAN)
KASONGAN, radar-kalteng.com – Sampah menjadi salah satu masalah terhadap lingkungan, pengolahannya yang tidak tepat menyebabkan penumpukan dan sumber penyakit, dan tentu saja mengganggu pemandangan. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia, jumlah timbunan sampah nasional pada tahun 2020 mencapai 67,8 ton.
Hal ini disampaikan Bupati Katingan Sakariyas SE melalui Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (Eksda) Sekretariat Daerah Kabupaten Katingan, Markurius Abednego, baru-baru ini. Menurutnya pengolahan sampah organik tuntas di tempat bila digulirkan secara terpadu. Hal itu, bisa menuntaskan permasalahan sampah dari sumber yang pada akhirnya mendapat mendukung tercapainya kondisi lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman.
“Pengolahan sampah dengan sistem pemilahan, belum terlaksana secara terpadu. Sampah yang sudah dipilah sejak level rumah tangga, belum tentu akan ditangani secara terpisah ketika telah sampai di tempat pembuangan akhir atau TPA,” jelasnya saat pelatihan pembuatan EE.
Untuk itu, lanjut Markurius, Komunitas Eco Enzyme (EE) Bio Katingan berusaha menawarkan alternatif alami dari bahan sisa pembuangan sampah di rumah. “Dengan membuat Eco Enzyme, kita akan mengurangi produksi limbah dan sampah sisa kemasan produk rumah tangga, sehingga bermanfaat menjaga kelestarian lingkungan. Kita juga telah berpartisipasi mengurangi beban bumi sekaligus menerapkan gaya hidup minim kimia sintetis,” ujarnya.
Adapun manfaat dari EE antara lain, di bidang Pertanian untuk menyiram tanaman dan memperbaiki kualitas buah pada tanaman horti. Bidang peternakan, Menghilangkan bau amis di aquarium sekaligus menyehatkan ikan. Dalam rumah tangga, digunakan untuk mencuci buah dari residu pestisida, membersihkan lantai rumah dan lain-lain.
Kemudian di bidang kesehatan, dipakai untuk Relaksasi dengan merendam kaki ke dalam air hangat yang sudah di campur EE. Selain itu, untuk menjernihkan udara di dalam ruangan, membersihkan badan, obat kumur, hand sanitizer alami dan lain-lain. “Masih banyak lagi manfaat lainnya dari eco enzyme tersebut bagi kehidupan kita,” katanya.
Nantinya, pelatihan akan dilakukan pendampingan untuk melihat hasil dari pembuatan EE guna mengetahui apakah ada belatung hidup di larutan atau apakah larutan berbau got atau tidak. EE baru bisa dipanen setelah 90 hari dengan cara disaring dan disimpan di wadah tertutup.
Selain pembuatan EE, peserta juga diajarkan membuat minuman probiotic yang kaya manfaat dari buah-buah (juspro). Turut menyaksikan pelatihan tersebut antara lain Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Katingan Ir. Akhmad Rubama, Sekretaris Bappelitbang Kabupaten Katingan dan Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Katingan. (rk1)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com