TINJAU LOKASI - Bupati Katingan Sakariyas SE saat menghadiri Pencanangan BBGRM ke-18, HKG PKK ke-49 dan Hari Keluarga Nasional ke-28 Tingkat Kabupaten Katingan Tahun 2021, di Desa Tarusan Danum, Kecamatan Tewang Sangalang Garing, Kamis (01/07/2021). FOTO: PROTOKOL FOR RK
RADARKALTENG.COM, KASONGAN – Hari keluarga Nasional ke-28 Tahun 2021 mengambil tema, Keluarga Keren Cegah Stunting. Tema tersebut, bertujuan mensinergikan gerak dan langka keluarga Indonesia dalam pencegahan Stunting. Keluarga merupakan komponen utama yang sangat berperan dalam pencegahannya.
Hal tersebut disampaikan Bupati Katingan Sakariyas SE, saat Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-18, Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-49 dan Hari Keluarga Nasional ke-28 Tingkat Kabupaten Katingan Tahun 2021, di Desa Tarusan Danum, Kecamatan Tewang Sangalang Garing, Kamis (01/07/2021).
“Masalah gizi sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga, yaitu praktik pengasuhan yang baik. Termasuk juga, kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum serta pada masa kehamilan. Kemudian, setelah ibu melahirkan. Selain itu, hingga kini masih kurangnya akses rumah tangga atau keluarga untuk mengkonsumsi makanan bergizi,” kata Bupati.
Menurut Sakariyas, saat ini yang terjadi Indonesia dihadapkan pada permasalahan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018. Data tersebut, menunjukan bahwa penurunan prevalensi stunting balita di Kabupaten Katingan hanya sebesar 1.14 persen selama periode lima tahun. “Yakni dari 34,4 persen pada 2013 menjadi 33,26 di Tahun 2018,” sebutnya.
Namun, angka tersebut masih diatas nasional yakni sebesar 30,8 persen dan dibawah angka Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 30,0 persen. Sedangkan untuk pemantauan status gizi Kabupaten Katingan, sebesar 25,78 persen. “Hal ini menunjukan, bahwa masalah stunting perlu ditangani sesegera mungkin dengan ientevensi dan kolaborasi bersama lintas sektor,”pungkasnya.
Oleh karena itu, tambah BUpati, pencegahan stunting dapat diolakukan anata lain dengan cara membuat regulasi untuk melaksanakan gerakan pencegahan dan penangannya. Menggalang komitmen semua lintas sektor dan seluruh lapisan masyarakat.
“Selain itu, dengan menggerakan tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, aktivis, dunia usaha dan organisasi masyarakat untuk mendukung pencegahan stunting. Menggalakan seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan balita. Memastikan setiap bayi mendapatkan ASI ekslusif dan lanjutan hingga berusia dua tahun. Memantau tumbuh kembang anak dan pembeirna imunisasi lengkap,” tutupnya. (rk)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com