FOTO BERSAMA - Bupati Katingan Sakariyas SE bersama para peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Pembangunan Manusia Tahun 2021, di Gedung Salawah Kasongan, Kamis (10/06/2021). FOTO: ARA/RK
RADARKALTENG.COM, KASONGAN – Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk mampu bersaing. Dengan kualitas dan kemampuan individu yang rendah, akan berdampak pada minimnya produktivitas serta daya saing anak-anak bangsa sebagai sumber daya yang diandalkan. Dengan adanya SDM yang berkualitas, diharapkan dapat berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya.
Hal tersebut disampaikan Bupati Katingan Sakariyas SE, saat membuka Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Pembangunan Manusia (KPM) Dalam Upaya Pencegahan dan Penanganan Stunting Tahun 2021, di Gedung Salawah Kasongan, Kamis (10/06/2021).
Dalam kegiatan ini, hadir pula Ketua TP. PKK Katingan Ny. Daurwaty Sakariyas, Sekda Katingan Pransang, S.Sos beserta isteri, sejumlah kepala OPD, para camat dan unsur Forkopimda. Para peserta, adalah KPM dari sejumlah kecamatan se-Kabupaten katingan.
Diungkapkan Bupati, bahwa masyarakat Katingan harus sehat, cerdas dan keratif sehingga bisa bersama-sama bersatu membangun daerah. Menurut dia, status gizi dan kesehatan ibu serta anak merupakan penentu kualitas SDM. “Status gizi dan kesehatan ibu pada masa prahamil, saat kehamilan dan ketika menyusui merupakan periode kritis. Ini dikenal dengan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK),” tuturnya.
Periode ini, lanjut Sakariyas, sangat sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Sehingga, dampak yang ditimbulkan dalam jangka pendek adalah tergangunya perkembangan dan pertumbuhan otak serta kecerdasan. “Termasuk pula, ganguan pertumbuhan fisik dan ganguan metabolism dalam tubuh bayi,” sebutnya.
Sedangkan dalam jangka panjang, terjadinya gagal tumbuh pada bayi atau stunting. Emudian, menurunya daya berfikir atau kognitif dan rendahnya kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit. “Penyebab masalah gizi, secara langsung dipengaruhi oleh makanan. Sementara yang tidak langsung, lantaran ketersediaan dan pola konsumsi rumah tangga, kesehatan lingkungan serta pola asuh,” imbuhnya.
Menurut Bupati, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang gerakan nasional percepatan perbaikan gizi yang fokus pada 1.000 hari pertama kehidupan. “Gerakan ini mengedepankan upaya bersama pemerintah dan masyarakat melalui partisifasi serta kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi,” ujarnya.
Melalui Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Katingan Tahun 2021, Sakariyas mengimbau agar upaya-upaya perbaikan gizi di sektor kesehatan hendaknya selalu didukung oleh sktor non kesehatan. Terkait isu yang belum terselesaikan saat ini, termasuk upaya perbaikan gizi 1.000 hari pertama kehidupan, menjadi salah satu poin penting yang dilakukan melalui pendekatan keluarga.
“Diharapkan strategi pelayanan terintegrasi antar upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dilakukan melalui peruses pembelajaran berkesinambungan. Diawali dengan identifikasi masalah di tingkat rumah tangga, merumuskan alternatif pemecahan bersama. Kemudian, menetapkan dan melaksanakan kegiatan serta pemantauan evaluasi,” tutupnya. (rk)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com