USAI APEL - Wakil Bupati Wabup Katingan Sunardi N.T Litang bersama untur FKPD saat mengecek sarana dan prasaran yang digunakan untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Katingan, Kamis (04/03/2021) pagi. FOTO: PROTOKOL FOR RK
RADARDARKALTENG.COM, KASONGAN – Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Tahun 2021 dilaksanakan secara serentak di Kabupaten Katingan, Kamis (04/03/2021) pagi. Apel di halaman Kantor Bupati ini, dipimpin oleh Wakil Bupati (Wabup) Katingan Sunardi N.T Litang.
Bupati Sakariyas SE dalam arahan tertulisnya yang dibacakan Wabup menyampaikan, bahwa Berdasarkan informasi prediksi cuaca dari BMKG, secara umum Kabupaten Katingan akan masuk musim kemarau pada Bulan Mei 2021. “Dari data pantau melalui Satelit Lapan tahun 2020, di Kabupaten Katingan terdapat 920 hot spot. Sementara untuk Januari hingga 2 Maret 2021, terdapat delapan hotspot,” tuturnya.
Jika melihat jumlah titik panas atau hotspot yang ada, lanjutnya, maka potensi ancaman Karhutla sudah ada dan harus segera dipadamkan sedini mungkin. Sehingga nantinya, tidak sampai meluas dan bertambah banyak. “Jadi harus dilakukan antisipasi sedini mungkin oleh kita bersama,” tegas Wabup.
Diungkapkannya, untuk mengatasi hal ini perlunya sinergitas antar anggota satgas yang terbentuk dari Tingkat Desa hingga Tingkat Kabupaten bersama seluruh stakeholders terkait guna penanganan Karhutla di Kabupaten Katingan. “Kita patut bersyukur, saat ini untuk penanganan Karhutla mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat. Khususnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, serta Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah,” sebut Sunardi.
Dalam kesempatan ini, dia mengingatkan semua untuk mengutamakan upaya pencegahan dini melalui diteksi dini. Mulai dari pemetaan daerah rawan karhutla dan pemetaan daerah peladangatau petani. Kemudian monitoring areal rawan hotspot, serta pemantauan kondisi harian di lapangan.
“Monitoring dan pengawasan harus sampai bawah, dengan melibatkan bhabinkamtibmas, kepala desa, Satgas Kebencanaan di Desa dalam penanganan karhutla. Selain itu, melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat melalui sosialisasi yang humanis,” katanya.
Dia juga meminta, semua mencari solusi yang permanen agar korporasi dan masyarakat pembukaan lahan, tidak dengan cara membakar. Penataan ekosistem gambut dalam kawasan hidrologi gambut, juga harus terus dilanjutkan. “Kemudian, sarana dan prasarana harus ditempatkanj di daerah-daerah rawan karhutla. Jangan biarkan api membesar. Harus tanggap dan jangan terlambat, sehingga api sulit dikendalikan,” katanya.
Wabup juga meminta agar dilakukan penegakan hukum, berikan sanksi yang tegas kepada pelaku sehingga ada efek jera. Selain itu, libatkan pihak-pihak swasta untuk ikut pembinaan kerjasama dalam mendeteksi dini guna mencegah atau memadamkan potensi karhutla. “Pemerintah kecamatan dan desa hendaknya membentuk serta mengaktifkan Satgas Penangan Karhutla,” pesan Sunardi.
Dia percaya, bahwa kebakaran hutan dan lahan bisa dicegah karena sebagian besar penyebabnya oleh faktor manusia. “Jadi perlu pendekatan secara humanis kepada masyarakat, guna bersama-sama mencegah Karhutla sehingga terwujud Katingan Bebas Kabut Asap Tahun 2021,” tutupnya. (ara/rk)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com