Gambar Ilustrasi
RADARKALTENG.COM, PURUK CAHU – Pemilik akun Facebook (FB) atas nama Temie Risandy, memberanikan diri memposting sebuah status yang berisi keluhan agar bisa ditanggapi instansi terkait.
Ini dia lakukan, berangkat dari tuntutan biaya hidup. Termasuk pula, untuk membiayai pengobatan isteri tercintanya yang dalam kondisi sakit keras dan akhirnya pada 16 Juni 2020 lalu, meninggalkannya untuk selama-lamanya ini.
“Maaf menyimpang,,, sekedar informasi biar bisa ditindak lanjuti oleh pihak terkait, bahwa A/n. Zailani Kepala sekolah SMPN 3 Uut Murung Satu Atap, Kecamatan Uut Murung Kabupaten Murung Raya… sampai saat ini belum membayar gaji honorer (termasuk saya sendiri), sedangkan dana BOSS sudah tersalur untuk tahap 1 & 2. Bahkan Kepala Sekolah terhitung mulai tgl 4 November 2019 sampai sekarang baru 1 x naik ke tempat tugas. Di mohon pihak terkait untuk bisa menindak lanjutix,” tulis Temie pada dinding FB miliknya, Jumat (10/07/2020).
Tulisan tersebut kemudian dia bagikan ke Grup FB, INFO SEPUTAR MURUNG RAYA. Curahan hati (Curhat) mantan guru honorer di media sosial (Medsos) tersebut, langsung mendapat banyak like dan komentar dari warga net.
Tamie saat dikonfirmasi melalui aplikasi massangger, membenarkan informasi yang ditulisnya langsung pada dinding FB tersebut. “Ya itu akun milik saya langsung bang, dan informasinya memang seperti itu,” kata guru honorer yang mengajar mata pelajaran Matematika dan Kewarganegaraan ini.
Saat ditanya, Tamie mengaku belum pernah menerima gaji selama 5 bulan berturut-turut. Yakni dari bulan Januari – Mei 2020, terhitung selama masa aktif dirinya mengajar.
Dalam tulisan tersebut, terlihat jelas bahwa dirinya menyayangkan perlakuan yang diterimanya Kepala Sekolah (Kepsek) di SMPN 3 Satu Atap Uut Murung. Pasalnya, gaji yang merupakan haknya sebagai tenaga honorer tidak diberikan.
Ternyata, tidak hanya Tamie sendiri mengalami hal ini. Dirinya merupakan salah satu dari dua guru honorer yang ada di SMPN tersebut, mereka belum menerima gaji hingga sekarang.
“Rp500 ribu per bulan gaji kami, bersumber dari dana BOSS. Saya cuma minta hak saya sejak saya aktif kerja, sampai sebelum saya berhenti bang. Tapi Kepsek kami cuma kasih janji-janji saja, sampai terakhir 6 Juni 2020 kemaren mau bayar tapi cuman janji lagi,” ungkap pria kelahiran Desa Sigi, Kabupaten Pulang Pisau ini.
Mantan guru honorer ini juga membeberkan, dirinya memutuskan mengundurkan diri karena isteri tercintanya yang merupakan guru PNS telah berpulang akibat penyakit yang diderita. Ternyata, rekan sejawatnya juga telah berhenti bekerja. “Pas saya ada ke tempat tugas ngambil barang-barang di sana, ada ketemu teman honor, katanya gak mau menghonor lagi,” bebernya.
Temie hanya berharap, lewat status FB ini dirinya bisa mendapatkan haknya yang belum dibayarkan. “Pesan saya kedepannya, semoga tidak kembali terulang seperti yang kami rasakan ini. Biar guru-guru di sana khususnya honorer dengan gaji yang sangat minim untuk daerah sangat terpencil, semangat terus membantu mencerdaskan anak bangsa,” tutupnya. (adr/rk)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com