RADARKALTENG.COM, PURUK CAHU – Kelompok emak-emak memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayur mayur. Salah satu tujuan program ini untuk meminimalisir angka stunting yang tinggi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Murung Raya (Mura), Ferdinand Wijaya, mengatakan bahwa dengan menanam sayur mayur dapat memberikan gizi yang baik kepada anak-anak.
“Untuk itu melalui Rapat Koordinasi Percepatan Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2019 ini, ibu-ibu dalam kelompok tani dapat menumbuhkembangkan tanaman di pekarangan rumah,” terangnya, Kamis (21/2/2019) pagi.
Ia mengatakan, pihaknya melakukan evaluasi terhadap lima kelompok yang sudah dibentuk dan berjalan pada Tahun 2018 lalu. Para kelompok diminta untuk melakukan pengembangan, sehingga program dari pemerintah pusat ini tidak akan stagnan atau mati.
“Tahun lalu ada lima kelompok. Mereka kita minta untuk melakukan pengembangan. Tahun ini kelompok tersebut dibantu Rp 15 juta per kelompok untuk pengembangan dan langsung masuk ke dalam rekening kelompok,” jelasnya.
Sementara itu, ada dua kelompok baru yang masih masuk dalam kategori penumbuhan dibentuk pada tahun ini.
Kelompok baru ini akan diberikan dana sebesar Rp 50 juta per kelompoknya. Kedepannya, mereka diminta untuk melakukan pengembangan.
“Untuk awal mereka melakukan penumbuhan dulu,” ucapnya.
Adapun dua kelompok ini berada di dua desa yaitu, Desa Datah kotou, Kecamatan Tanah Siang Selatan dan Muara Laung, Kecamatan Laung Tuhup.
“Desa yang sudah masuk pengembangan adalah di Desa Muara Jaan, Muara Untu, Danau Usung, konut dan Sungai Lunuk,” sebutnya.
Lanjutnya, dalam pengembangan nantinya para kelompok yang dimotori oleh ibu-ibu ini dapat membuat kolam ikan dan melebarkan sayap dengan membuat ternak.
“Ternak dan kolam ikan ini dibuat dalam skala kecil dengan memanfaatkan pekarangan rumah tangga,” terangnya.
Ferdinand Wijaya pun menambahkan, program ini dapat diadopsi oleh pemerintah kecamatan dan desa. Kenapa bisa, karena anggaran dari pemerintah pusat tidak besar. Oleh karena itu, desa bisa membuat program yang sama di wilayahnya masing-masing.
“Yang penting. Dalam laporannya harus baik dan benar. Artinya tidak bermasalah,” tegasnya.
Kegiatan KRPL ini diharapkan sukses dan mampu merubah mindset masyarakat. Tidak ada lagi orang dari kota yang menjual sayur mayur ke desa. Tetapi, masyarakat desa lah yang menjual ke kota.
“Kita lihat saja sekarang ini. Banyak penjual sayur dari kota. Padahal mereka beli dari desa juga, tapi mereka jual kembali ke desa. Pola pikir ini yang harus kita ubah,” pungkasnya.(siu/rk1)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com