RADARKALTENG.COM, MUARA TEWEH – Memasuki tahun kelima penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) oleh BPJS Kesehatan tentu telah memberikan jutaan kisah dari ratusan juta peserta yang berada di belahan bumi nusantara. Salah satunya dari Agus Mursini (44). Ibu dua anak yang akrab dipanggil Mursini ini merasakan manfaat langsung dari adanya program JKN-KIS sejak terdaftar dari pertengahan 2017 silam. Ia membagikan ceritanya kepada Tim Jamkesnews sembari menunggu panggilan antrian dari dalam ruang poli jantung RSUD Muara Teweh.
“Saya telah menjalani pengobatan dari Oktober 2017 merasakan sering nyeri dibagian dada, berobat di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama hingga poli jantung RSUD Muara Teweh dan ternyata hasil dari pemeriksaan dokter spesialisnya saya harus di rawat inap dan diperlukan tindakan lebih lanjut,” ucap Mursini, Kamis (17/1/2019).
Walau sempat tak menyangka, Istri dari Peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) swasta ini tidak khawatir lagi dengan pernyataan dokter yang memintanya untuk rawat inap karena kartu JKN-KIS yang selalu ia bawa kemana-mana, rawat inap hingga 3 hari lamanya sepenuhnya gratis ditanggung oleh JKN-KIS.
“Saya tak menyangka awalnya ingin berobat biasa, ternyata diagnosa medis harus dirawat inap, tapi sempat bingung karena keluarga yang lain sedang berada diluar kota, suami di banjarmasin dan anak di Palangkaraya. Kalau masalah biaya sudah dijamin oleh JKN-KIS, saya tak perlu khawatir lagi,” ungkapnya.
Tak cukup sampai disitu, pada Januari 2018 Mursini ternyata harus mendapat perawatan ke luar daerah, di rujuk dari RSUD Muara Teweh ke RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya. Mursini didiagnosa terkena penyakit Aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyempitan dan penebalan arteri karena penumpukan plak pada dinding arteri. Penumpukan plak tersebut terjadi saat lapisan sel pada dinding dalam arteri (endothelium) yang bertugas menjaga kelancaran aliran darah mengalami kerusakan. Plak dapat terbawa aliran darah hingga menyebabkan penyumbatan, atau membentuk bekuan darah pada permukaan plak. Hal tersebut menyebabkan peredaran darah dan oksigen dari arteri ke organ tubuh terhambat.
“Hasil diagnosa dari dokter ada penyumbatan di pembuluh darah jantung saya, dan harus dilakukan operasi pemasangan kateter ataustent, bagaimana kalo tidak punya kartu JKN-KIS, puluhan atau bahkan ratusan juta biaya darimana kami bayarnya,sangat bersyukur semua ditanggung oleh JKN-KIS,” ceritanya.
Hingga saat ini, tiap bulan Mursini harus rutin kontrol ke FKTP dan sesekali dirujuk ke rumah sakit untuk menjaga kondisi kesehatannya agar tetap stabil.
“Sampai sekarang saya harus rutin kontrol dan mengkonsumsi obatnya, JKN-KIS harapan hidup saya,” tutupnya sembari tersenyum.(hms-bpjs/rk1)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com