RADARKALTENG, PURUK CAHU – Ariadi (45), salah satukorban tabrakan antara perahu kelotok dengan kapal tongkang pengangkut log kayu milik PT PJGA yang berlokasi di Desa Muara Untuk (MU) Kecamatan Murung sampai hari ini Minggu (8/7/2018), belum juga ditemukan.
Informasi yang berhasil dikumpulkan, Tim SAR gabungan baik dari Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mura, anggota Polres Mura, masyarakat Desa Muara Untu serta pihak PT PJGA terus melakukan proses pencarian di Sungai Barito di sekitar lokasi kejadian.
Kesaksian salah satu korban selamat, Galipir (44) warga Desa Muara Untu yang berhasil ditemui di kediamannya menceritakan kejadian yang sangat membuat dirinya trauma dan ketakutan jika mengingatnya.
“Malam itu (Jumat, 5/7/2018) saya bersama 9 orang rekan saya termasuk motoris kelotok yang hilang yaitu Ariadi pulang dari perjalanan kami berkunjung ke kebun kebun masyarakat sambil membeli buah durian yang sedang musimnya,” kata ayah satu anak ini sambil terbata-bata ketakutan, Sabtu (7/7) sore.
Dengan kondisi masih lemah karena kurang tidur pascakejadian, Galipir menceritakan bahwa sekitar jam 23.00 WIB rombongan mereka dalam perjalanan pulang ke desa dan hampir sampai.
Perjalanan pulang tersebut disebutkan Galipir tidak mulus. Lantaran kurang pencahayaan, kelotok yang mereka tumpangi beberapa kali hampir saja menabrak lanting milik masyarakat sebelum akhirnya menghantam tongkang.
“Memang perjalanan kami malam itu kondisinya sangat gelap dan berkabut, senter kepala yang kami pakai masing-masing pun tidak bisa menembus kabut terlalu jauh. Jarak pandang hanya beberapa meter saja. Beberapa kali kelotok kami tertabrak batang yang mengapung, serta hampir menabrak lanting (rumah apung,red) milik warga,” ungkapnya lagi.
Sesampainya di bagian Hulu Desa Muara Untu yang juga merupakan wilayah camp PT PJGA Galipir yang saat itu memang tidak berada di bagian depan namun di bagian tengah badan kelotok mengungkapkan alangkah sangat terkejutnya saat mereka melihat dengan jarak yang sangat dekat, kondisi berkabut sebuah tongkang yang terparkir hampir di tengah Sungai Barito.
“Kejadiannya begitu cepat, karena mesin kelotok yang dinahkodai oleh Ariadi masih saja hidup namun pelan saja. Karena kondisi air saat itu sedang pasang (ketinggian air) sehingga arusnya cukup deras. Kami tidak bisa melihat tongkang itu di depan kami yang kami lihat saat itu Kapal Tug Boat (Kapal Tunda) yang terlihat tanda dan kelap kelip lampunya,” papar Galipir. (mr/rk1)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com