RADAR KALTENG.COM, SAMPIT – Belum terungkapnya dua kasus besar yang ditangani Polres Kotim pada tahun 2017 lalu, yakni pembunuhan Nur Fitri dan tangkapan 3,7 juta butir obat carnophen zenit, menjadi sorotan serta kritikan tajam masyarakat pengguna akun media sosial facebook (FB) di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Seperti sebuah unggahan pemilik akun dacebook Zilkifli Gab Kifligabkpk, Ketua LSG Gerakan Anak Borneo (GAB) Kalteng, pada Senin (08/01/2018) malam. Dia menulia, “**Legenda Tahun 2017* Dua kasus besar hanya jadi kenangan dan potret buram harapan masyarakat Kotim untuk tegaknya hukum di lingkaran setan”.
Pada statsus FB dengan menampilkan gambar mayat Nur Fitri dan ekspos kasus tangkapan 3,7 juta carnophen zenith tersebut, langsung mendapat respon pengguna FB. Hingga Selasa (09/01/2018) malam, statyus ini sudah disukai 189 pengguna FB. Selain itu, ada ratusan komtar dai tokoh masyarakat Kotim, politisi hingga tokoh pemuda.
“Semoga kita semakin sadar, diam bukan menyelesaikan masalah, tersuskan” tulis pemilik akun Hadi Utomo. “Ini kaus tersulit sepanjang masa” tulis Kursus Musik Sampit. Kemudian, “lenyap bersama waktu. Berlalu bersama tahun 2017, bisa saja kita masyarakat mengingatkan agar selalu melawan lupa” tulis pemilik akun Hilda Farista.
Selanjutnya, “hukum tidak berdaya” tulis akun Tohari Muhammad. “Kita ini orang awam. Lihat selama ini apakah pernah terdengar bandar besar di Sampit ini tertangkap. Pasti hanya kurirnya yang ditangkap, hanya orang kecil diproses” tulis Win Sampit.
Lainnya, “Satu-satunya cara mendesak pihak aparat kepolsian, seluruh elemen masyarakat harus turun ke jalan/demo” tulis Beny Dayak Tamua. “Saya secara pribadi masih menantikan pergerakan kedua kasus tersebut. Ayo tetap kita kawal. SUNGGUH TERLALU JIKA TAK ADA TITIK TERANGNYA, PERLU ADA PENCOPOTAN DARI JABATANNYA JIKA TIDAK ADA KELANJUTANNYA” tulis Kharisma Mentaya. “Kalau memang dua kasus yang besar ini penegak hukum tidak bisa mendapatkan pelaku utamanya, siapa lagi yang mau diharap. Kasian sekali generasi muda yang telah diracuni dengan Pil Ekstasi dan sejenisnya, serta perkelahian remaja. Saya mengimbau agar penegak hukum terutama kepolisian harus kerja ekstra agar bisa memberantas kejahatan yang ada di Kotim dengan cepat dan tegas” tulis Frengky Alias Mandor.
Hingga advokat Kalteng, dengan akun Advokat Rahmadi G Lentam turut menulis komentarnya atas unggahan tersebut. “Tambahan catatan, perampokan BRI Pundu? Jika memang Ancah Naga salah satu dari 6 orang pelaku, kapan limanya ditangkap (dalam perkara a qou Ancah mengalami kekerasan dan sama sekali tidak merasa terlibat kasus a qou, jika bukan berarti 6 pelaku masih berkeliaran). Lalu peristiwa perampokan yang sama saat Ancah Naga dalam tahanan menimpa pemilik bengkel yang berada dekat Mapolres Kotim yang diduga dilakukan lebih dari 5 orang, entah kapan terungkap, semoga saja para pelaku tidak sedang merantau ke negeri gaib antah berantah….cermin retaknya rasa keadilan,” Tulis Rahmadi.
Hampir seluruh komentar tersebut, ratusan pengguna FB menuntut agar Polres Kotim lebih serius dalam mengungkap dua kasus besar tersebut.
Seperti diketahui, ada dua kasus besar yang sampai saat ini belum berhasil diungkap Polres Kotim. Yakni, kasus pembunuhan terhadap Nur Fitri (24), istri keempat AC seorang pengusaha di Kotim. Mayat fitri ditemukan tergeletak di tepi Jalan Pramuka, Kecamatan MB Ketapang, Sampit pada 14 Oktober 2017. Sudah tiga bulan ini, Polres dengan dibantu penyidik Polda Kalteng belum mengungkap siapa pembunuh wanita yang bermukim di Jalan Iskandar 18, Sampit tersebut.
Kedua, pada 6 Desember 2017 lalu Polres menangkap dua truk berisi 3.740.000 butir obat carnophen zenith alias pil zombie yang dikirim dari Pulau Jawa. Siapa bos besar di Sampit sebagai pemesan obat perusak saraf yang peredarannya sudah darurat di Kotim tersebut, hingga kini belum terungkap.(wij/ndi)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com