RADAR KALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Modus penipuan tidak hanya dilakukan oleh pelaku di dunia nyata. Namun semakin berkembang dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, misalnya melalui smartphone dan aplikasi media sosial.
Korbannya pun tidak pandang bulu. Termasuk pria hidung belang atau cowok mesum. Seperti yang dialami oleh GR (25) salah seorang aparatur sipil negara (ASN) di salah satu instansi pemerintah kota.
Kepada PE (grup Radar Kalteng) akhir pekan kemarin, dirinya membeberkan, pernah tertipu gadis bohai di aplikasi BeeTalk sekitar dua bulan yang lalu. Akibat kejadian tersebut ia harus merelakan uang Rp 500 ribu miliknya lenyap tak bersisa.
Ia menceritakan, bagaimana bisa tertipu, berawal ketika dirinya mencoba mencari wanita bokingan (BO) di BeeTalk dengan melalukan pencarian sekitar. Kemudian munculah pemiliki akun bernama Joeqlin dengan status “Dalam Hubungan Terbuka”.
“Karena melihat status tersebut lalu saya berpikiran bahwa ini wanita bayaran. Kemudian saya sapa dengan kalimat hai, dan ternyata direspon,” tuturnya.
Lantaran menerima respon sangat bagus, dirinya langsung to the point dengan mempertanyakan biaya bookingan dengan pemilik akun tersebut.
“Terus dia tanya mau short time (ST) atau long time (LT). Karena duanya terlalu mahal lalu saya tawar 500 ribu. Eh ternyata mau,” katanya.
Setelah sepakat mengenai tarif, bukan langsung diajak ke kamar, malah diminta memilih, uangnya ditransfer langsung atau menghubungi abang yang pemilik akun sebut sebagai manajer.
“Kalau abang serius, saya kirimin nomor manajer saya. Juga bisa langsung transfer ke nomor rekening BNI atas nama Malinda. Ya saya gak mau lama-lama, saya kirim langsung ke rekening saja,” ungkap GR seraya meniru chat pemilik akun.
Pemilik akun itu juga meminta slip transfernya harus difoto kemudian dikirim ke akun BeeTalk. Setelah itu dirinya diminta menunggu di depan sebuah hotel ternama di bilangan Jalan G Obos dan akan dijemput langsung oleh pemilik akun menuju ke kamar.
“Setelah saya transfer, saya langsung menuju hotel. Setelah ditanya melalui chat, eh malah di delete. Ternyata semua bohong,” imbuhnya.
Diakui, dirinya sempat bertanya dengan satpam dan resepsionis hotel, ternyata tidak ada karyawan hotel maupun tamu yang bernama Jenny.
“Saya berani diwawancara supaya tidak ada lagi korban sama seperti saya,” ungkapnya. (jak/cen)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com