MEMBANGGAKAN - Jembatan Tumbang Samba, di Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan sudah rampung 100 persen. FOTO: IST FOR RK
RADARKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran mengaku bangga dan menyampaikan terimakasih kepada Presiden Joko Widodo serta pemerintah Pusat karena pembangunan Jembatan Tumbang Samba, di Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan sudah rampung 100 persen. Bahkan saat ini, jembatan tersebut sudah bisa dilalui warga.
Selain itu, selesainya jembatan tersebutakan membuka keterisolasian daerah, dan juga menjadi penggerak ekonomi kerakyatan khususnya di wilayah Kalteng dan Kalimantan. Termasuk pula, membantu konektifitas dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional di Kalteng.
“Alhamdulillah, jembatan Tumbang Samba sudah selesai dan rampung 100 persen. Ini adalah karya pemerintah pusat yang membantu Kalteng, dalam meningkatkan infrastruktur wilayah. Kami merasa bangga, kami yakin perekonomian masyarakat juga akan meningkat kedepanya,” kata Gubernur Sugianto, usai melaksanakan rapat membahas ketahanan pangan, kemarin.
Bersama Kepala Dinas PUPR Shalahuddin, Gubernur sebelumnya sudah meninjau lokasi pembangunan jembatan itu. Sembari pula, menyambangi warga untuk mendengar aspirasi hingga memantau akses infrastruktur guna dapat terkoneksi antara Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
“Pembangunan jembatan Tumbang Samba itu oleh Pemerintah Pusat, Kementrian PUPR sejak tahun 2017 dan sudah rampung tahun ini. Siap untuk diresmikan oleh bapak Presiden, dan Pak Mentri PU nantinya,” sebut Sugianto.
Ada pula pembangunan infrastruktur lainnya, Pemprov Kalteng bersinergi dengan pemerintah pusat. Seperti Jembatan Layang Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat. Perbaikan Jembatan di wilayah Barito, hingga pembangunan dan perbaikan di berbagai daerah.
Dalam rilis dari pihak Kementrian PUPR RI, Jembatan Tumbang Samba yang sudah rampung 100 persen itu siap diresmikan guna mendukung konektivitas Program Lumbung Pangan Baru di Kalimantan Tengah. Jembatan ini, menghubungkan Desa Telok dan Desa Samba Danum, di Kecamatan Katingan Tengah. Kehadiran jembatan ini, menjadi elemen krusial bagi kelancaran konektivitas di Lintas Tengah Kalimantan.
Menteri PUPR, Basuki mengatakan dengan kehadiran Jembatan Tumbang Samba dan tersambungnya Jalan Lintas Tengah Kalimantan ini, diharapkan kegiatan ekonomi di daerah sekitar dapat terus tumbuh serta kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
“Dengan semakin terhubungnya Lintas Tengah Kalimantan, akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan karena di sekitarnya terdapat perkebunan seperti sawit, karet dan pertambangan. Jadi, akan mempercepat transportasi logistik,” kata Basuki.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI Banjarmasin Ditjen Bina Marga, Budi Harimawan Semihardjo mengatakan, pembangunan Jembatan Tumbang Samba bertujuan untuk membuka kawasan terisolir di Utara Katingan. “Selain itu, guna melengkapi struktur jaringan jalan nasional dari Kalimantan Tengah menuju Kalimantan Barat dan sebaliknya. Dengan itu nantinya, akan membawa efek positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat di wilayah Utara Katingan,” katanya.
Jembatan Tumbang Samba juga, akan mendukung peningkatan konektivitas menuju lokasi rencana pengembangan food estate atau daerah yang ditetapkan sebagai lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa. Lokasi lumbung pangan baru yang juga merupakan bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) 2020 – 2024 tersebut, rencananya berada di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
“Kehadiran jembatan yang melintasi Sungai Katingan, sudah sangat ditunggu dan direspon positif oleh masyarakat Kalteng. Karena akan mempermudah pergerakan masyarakat dari bagian hulu atau Utara Kabupaten Katingan ke Pasar Tumbang Samba hingga ke batas Kalbar,” ujar Budi.
Jembatan Tumbang Samba yang dibangun mulai tahun 2017, menjadi yang pertama di Indonesia menggunakan tipe jembatan Pelengkung Baja Modified Network Tied Arch Bridge. Jembatan ini telah melalui uji beban statik dan dinamik oleh Komisi Keamanan Jalan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) dan memperoleh sertifikat persetujuan laik fungsi jembatan nomor BM.05.03-Mn/896 tanggal 11 Mei 2020 dari Menteri PUPR.
BBPJN XI Banjarmasin Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR ,telah melaksanaan uji coba Open Traffic Jembatan Tumbang Samba, sejka 1 Juni 2020 yang dihadiri Bupati Katingan Sakariyas, SE.
Dari sisi struktur pelengkung utama, jembatan ini lebih ringan bila dibandingkan dengan jembatan lain. Sekitar 30 persen kapasitas struktur, ditopang oleh hanger, sehingga bisa menghasilkan desain struktur rangka baja yang efisien dan ekonomis serta memiliki nilai estetika yang tinggi.
Dengan bentang 108 meter, lebar jembatan 11,8 meter dan tinggi 23,7 meter, secara keseluruhan Jembatan Tumbang Samba memiliki bobot struktur utama hanya sekitar 450 ton. Jauh lebih kecil, bila dibandingkan dengan Jembatan Holtekamp yang memiliki berat 2.000 ton dengan konfigurasi bentang 112 meter, lebar 26 meter dan tinggi 20 meter.
Dari sisi produksi, keseluruhan proses produksi menggunakan produk dalam negeri, mulai dari struktur baja, trial assembly, proses full span lifting, dan juga tenaga kerja dalam negeri. Pekerjaan konstruksi jembatan, dilaksanakan dengan nilai kontrak tahun jamak sebesar Rp 298 miliar oleh PT. Wijaya Karya (Persero)Tbk. Sebagai Konsultan, Supervisi PT. Perentjana Djaja juga memproduksi sendiri pelengkung baja jembatan tersebut.
Jembatan 843,2 meter tersebut, akan menjadi yang terpanjang di Bumi Tambun Bungai. Kemudian, dilengkapi dengan jembatan penghubung dan jalan pendekat pada kedua sisi. Jembatan itu nantinya, bakal dimanfaatkan oleh lalu lintas kendaraan dari berbagai daerah. Sehingga, masyarakat tidak harus lagi menggunakan jasa kapal fery untuk menyeberangi Sungai Katingan untuk mengangkut kendaraannya. (rk)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com