Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran, saat memberikan arahan pada Rakor Pemerintah Daerah se-Kalteng
Palangka Raya – Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran menegaskan, pentingnya penanganan sampah agar tidak mencemari lingkungan. Lebih dari itu, sampah harus dikelola menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi, bahkan berpotensi menjadi sumber baru Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Disampaikan, Agustiar saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pemerintah Daerah se-Kalteng yang dihadiri para bupati dan wali kota di Aula Jayang Tingang.
Selain membahas optimalisasi PAD, isu strategis terkait pengelolaan sampah juga menjadi perhatian utama.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Kalteng, Leonard S. Ampung, dalam laporannya menyampaikan target nasional pengurangan timbunan sampah pada 2045 mencapai 90 persen. Namun, baseline di Kalteng saat ini baru 5 persen.
“Ini pekerjaan berat dan membutuhkan kerja keras bersama. Proporsi sampah rumah tangga juga masih rendah, baru 22 persen di tahun 2025. Sedangkan target 2045 adalah 100 persen,” ungkap Leonard.
Ia juga menyoroti masih adanya praktik open dumping di sejumlah kabupaten/kota.
Menanggapi hal itu, Irjen Pol Winarto menegaskan bahwa pengelolaan sampah merupakan isu global yang masih menjadi pekerjaan rumah banyak negara.
“Sebanyak 38 persen sampah dunia belum terkelola dengan baik, berdampak pada perubahan iklim, berkurangnya keanekaragaman hayati, hingga pencemaran lingkungan,” jelasnya.
Di Kalteng sendiri, timbunan sampah harian mencapai 1.259 ton per hari. Komposisi terbesar berasal dari sisa makanan (35,57 persen), plastik (24,53 persen), kayu dan ranting (11,13 persen), serta sisanya berupa karet, kulit, logam, dan kaca. Sumber utama berasal dari rumah tangga. (seno/rk8)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com