Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko
Palangka Raya – Di tengah sorotan terhadap isu kebakaran hutan dan lahan, peladangan tradisional kembali ditegaskan sebagai praktik penting dalam menjaga ketahanan pangan dan melestarikan budaya lokal di Kalteng.
Hal ini mengemuka dalam Diskusi Publik Isu Pangan dan Gizi yang diselenggarakan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Kalteng di Rumah Tjilik Riwut Gallery and Resto.
Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko menegaskan, bahwa pemerintah tidak berniat menghapus praktik peladangan tradisional.
Ia menyebut, bahwa peladangan tradisional, seperti penanaman padi hitam, jagung dan umbi-umbian, merupakan bagian penting dari identitas masyarakat adat sekaligus sumber pangan lokal yang bernilai ekonomi.
“Kami fokus pada tata kelola yang tepat agar hasil pertanian masyarakat tetap menjadi komoditas unggulan tanpa merusak lingkungan,” kata Yuas.
Ia juga menambahkan, bahwa pemerintah sedang mendorong inovasi pangan lokal dan membuka akses pasar lebih luas untuk meningkatkan pendapatan petani. (seno/rk8)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com