SELALU KOMPAK - Tim Pemakaman Pasien Covid-19 dari RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya yang dipimpin langsung dr. Ricka Brillianty Zaluchu. FOTO: IST FOR RK
RADARKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Wabah virus Covid-19 yang terjadi di Kota Palangka Raya telah menelan korban jiwa. Bagi tim yang melakukan pemakaman jazad korban, bukan tidak mungkin terjangkit jika lalai dengan protokol kesehatan yang diberlalukukan. Seperti yang selalu dilakukan Tim Kamboja, dari RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya dalam mengurus jenazah pasien Covid-19.
Bersentuhan langsung dengan jasad pasien penderita covid-19, baik yang berstatus positif maupun pasien dalam pengawasan (PDP), memiliki resiko tinggi tertular. Namun meski dihantui rasa khawatir tertular, Tim Kamboja yang berjumlah sekitar 15 orang dari RSUD dr Doris Sylvanus dengan patuh menjalankan protokol kesehatan. Sehingga, agar mereka selalu dapat menjalankan tugas sebagai relawan selama mewabahnya virus mematikan tersebut.
dr Ricka selaku Ketua Tim Penanganan Jasad Pasien Covid-19, RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya menuturkan, rasa khawatir tertular memang menjadi salah satu sisi yang menghantui anggota tim yang dibentuknya tersebut. Pasalnya, jika sedikit saja terjadi kesalahan dalam penanganan jenazah yang berkaitan dengan covid-19, beresiko pada diri sendiri dan keluarga dari para anggota tim.
“Kami akui resiko ini memang sangat tinggi, namun dengan protokol kesehatan yang ketat, sejauh ini semua dapat berjalan lancer,” jelas wanita yang juga berstatus sebagai dokter forensik RSUD dr Doris Sylvanus ini.
Dr Ricka juga menjelaskan, penanganan terhadap jasad pasien penderita Covid-19, dilakukan pihaknya sejak korban dinyatakan meninggal dunia. Mulai dari proses penyemprotan disinfektan pada jasad, pembungkusan dengan menggunakan plastik khusus, hingga pelapisan peti jenazah menggunakan alumunium foil tebal. Sehingga, tidak ada kebocoran pada peti jenazah yang dimakamkan. “Sejumlah protap pemakaman itu kami jalankan dengan disiplin tinggi” tambahnya.
Dia juga menyebutkan, tim kecil yang dibinanya dalam mengurus jasad pasien penderita Covid-19, terbagi dalam tiga. Mulai dari tim penanganan jenazah saat dinyatakan meninggal, tim yang melakukan pemakaman dan tim yang bertugas melakukan pembersihan seluruh perlengkapan dan alat pelindung diri (APD) yang digunakan dalam penanganan jenazah. “Kita juga melibatkan ustad dan pedeta yang masuk dalam tim saat melakukan pemakaman,” sebutnya.
Dia juga mengakui, sebagai tim pemakaman memang cukup menguras tenaga. Termasuk pula, sangat berkurangnya waktu istirahat seperti waktu tidur. Karena, jasad pasien Covid-19 harus dimakamkan 4 jam setelah dinyatakan meninggal dunia. Baik yang meninggal pada siang, maupun pada malam hari.
“Mengatasi kelelahan, tim selaku kita dukung dengan sejumlah vitamin yang diperlukan tubuh. Sehingga, bisa memiliki kondisi imun tubuh dan stamina yang mampu menjalani tugas sebagai relawan seperti ini,” imbuhnya.
Dr Ricka juga menyebutkan, saat ini pihaknya juga memerlukan sejumlah bantuan, termasuk APD. Hal ini dibutuhkan, untuk menunjang kinerja tim dalam melakukan penanganan jenazah. Tidak hanya itu, dirinya juga meminta agar masyarakat dapat membantu pihaknya. Yakni, dengan tetap mengukuti protokol kesehatan dan mematuhi aturan serta anjuran yang dikeluarkan pemerintah terkait penanganan covid-19.
Sehingga nantinya, tambah dr. Ricka, angka kasus terjangkit dan kasus meninggal dunia dapat ditekan atau dihentikan di masyarakat. “Sudah ada lebih dari 50 jenazah, baik PDP, Positif, maupun yang hasilnya menunggu uji lab yang kita makamkan. Masyarakat kita minta, agar patuhi aturan selama mewabahnya Covid-19, sehingga angka ini tidak terus bertambah,” pungkasnya. (rk)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Copyright © Radar-Kalteng.com