Kabupaten Katingan Tidak Mengalami Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

RADARKALTENG.COM, KASONGAN – Kabupaten Katingan tidak mengalami kelangkaan pupuk bersubsidi. Menurut Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Katingan, Ir. Yossy, sebenarnya banyak petani yang belum mengerti atau salah persepsi tentang pembelian pupuk bersubsidi tersebut.

“Jadi, hanya petani yang memiliki lahan maksimal dua hektar saja yang berhak membeli pupuk bersubsidi. Ini sebagaimana aturan dai Kementrian Pertanian Republik Indonesia (RI),“ sebut Yossy.

Jika petani memiliki lahan lebih dari empat hektar, maka dua hektar saja menggunakan pupuk bersubsidi. Sedangkan dua hektar lagi, menggunakan pupuk non bersubsidi. “Karena pemerintah beranggapan, mereka yang sudah memiliki lahan lebihi dari dua hektar adalah petani yang sudah mulai berhasil dalam mengelola pertaniannya,” tutur Yossy.

Kalau ada yang mengatakan jika kuota pupuk bersubsidi di Kabupaten Katingan masih kurang, menurutnya, lantaran ada beberapa petani yang memiliki lahan lebih dari dua hektar. Namun, mereka masih menggunakan pupuk bersubsidi, padahal di dalam aturan sudah tidak diperkenankan lagi.

“Aturan dari Kementan RI ini sebenarnya harus disosialisasikan kepada para petani kita di Katingan oleh penyuluh atau oleh Kepala UPTD Pertanian di masing-masing wilayah kecamatan. Dengan harapan, dapat ditaati oleh semua petani di Katingan,” ujarnya.

Untuk itu, dia mengingatkan kepada seluruh UPTD, Penyuluh dan pengecer pupuk bersubsidi agar melakukan pendataan pemilik lahan. Jika ada petani yang memiliki lahan lebih  dari dua hektar, maka harusdibatasi. “Banya untuk memenuhi sebanyak dua hektar lahan saja. Sedangkan selebihnya, bisa menggunakan pupuk non bersubsidi,” ucap Yossy.

Hal tersebut dimaksudkan, agar kebutuhan pupuk bersubsidi tepat sasaran kepada semua petani di Bumi Penyang Hinje Simpei. Yossy mengimbau, bagi pemilik lahan lebih dari dua hektar, selebihnya menggunakan pupuk non bersubsidi. “Karena petani yang menggarap di atas dua hektar, berarti p dianggap sudah cukup mampu. Sehingga, tidak perlu lagi menggunakan pupuk bersubsidi,“ pungkasnya. (ara/rk)